Kominfo Ajak Masyarakat Segera Beralih ke Televisi Digital
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Ahmad M Ramli mengajak masyarakat yang mampu untuk beralih ke televisi digital. Hal ini demi mempermulus proses migrasi dari televisi analog ke digital di mana batas siaran TV analog berakhir pada 2 November 2022.
"Saya mengajak masyarakat,
kalau memang punya budget, segera pasangi TV dengan penerima digital karena
sayang sekali jika lembaga penyiaran sudah menayangkan acara bagus kalau masih
nonton analog," kata Ramli dalam webinar Membangun Ekosistem Penyiaran
Televisi Digital, Rabu (10/3).
Ramli mengingatkan lagi untuk
masyarakat agar tidak khawatir mengenai biaya, sebab meski penyiaran bermigrasi
dari analog ke digital, tontonan tetap tidak berbayar seperti pada TV analog.
Dia mengatakan, Indonesia sudah terlambat dibandingkan negara-negara lain
sehingga ia berharap semua pihak bekerjasama untuk melancarkan proses migrasi
ini.
Menurut Ramli, Indonesia sudah
lama "tersandera" di sistem analog karena negara-negara lainnya sudah
bergerak ke arah digital. Migrasi siaran televisi analog ke digital akan akan
menghadirkan siaran televisi yang bersih gambarnya, jernih suaranya dan canggih
teknologinya.
"Sekarang lembaga penyiaran
mulai terdisrupsi, terkompetisi sama OTT, kalau dibiarkan terus lama-lama
semakin berat," kata Ramli seraya menambahkan dukungan masyarakat untuk
beralih ke digital sekaligus mengukuhkan peran melawan disrupsi.
Selain itu, bila analog sudah
migrasi ke digital, ruang kosong di sumber daya frekuensi 700 MHz yang dipakai
tv analog bisa dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi 5G. Dia mengatakan,
bila internet broadband tumbuh 10 persen, akan ada dampak 1,25 persen untuk
pertumbuhan ekonomi.
Berkaca dari kondisi pandemi saat
ini, meski banyak kegiatan yang terhenti, tapi perdagangan daring tetap
berjalan berkat kehadiran internet. Selain itu, semakin baiknya jaringan
internet juga membuka lapangan pekerjaan bagi sebagian orang di situasi saat
ini, seperti bergabung dalam layanan ojek daring.
"Kalau masih 2G, 3G, enggak
mungkin bisa menfasilitasi."
0 Comments